Rabu, 16 Oktober 2013

TUGAS 2 - CERITA PENDEK (REALITA SOSIAL)



ANAK YANG TERBUANG

Di sebuah rumah terdapat satu keluarga yang keadaannya sederhana. Keluarga tersebut telah dikaruniai dua orang anak. Ketika anak kedua berumur tiga tahun, tanpa disadari sang ibu mengandung kembali. Setelah sang ibu menyadari bahwa ia sedang mengandung, ia langsung berusaha untuk menggugurkan janin yang ada di perutnya dengan berbagai cara dikarenakan tidak ingin mempunyai anak lagi.

Tetapi Tuhan berkehendak lain dan anak tersebut lahir dengan selamat. Karena anak tersebut tidak diinginkan maka kedua orang tuanya tidak merawatnya dengan baik. Sang ibu pun tidak mau memberikan ASI pada anak tersebut melainkan hanya diberikan air tajin (air tanakan nasi). Saat anak tersebut menangis ataupun buang air kecil, orang tua nya bersikap acuh.

Setelah anak tersebut berusia satu bulan, sang nenek datang mengunjunginya. Neneknya pun sangat kaget melihat kondisi cucunya yang dipenuhi luka disekujur badannya. Sang nenek merasa kesal terhadap orang tua anak tersebut dan langsung memutuskan untuk membawa pulang serta merawat anak tersebut.

Setibanya di rumah, anak tersebut langsung dimandikan dan diberi susu formula. Keesokan harinya anak tersebut dibawa ke rumah sakit oleh neneknya. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata anak tersebut mempunyai kelainan. Saraf otaknya terganggu akibat obat-obatan yang diminum ibunya selama mengandung. Selain itu di paru-parunya juga terdapat banyak flek.

Di usia kurang lebih satu tahun anak tersebut belum bisa berjalan dan bicara. Sang nenek pun curiga dan memeriksakan kembali anak tersebut ke rumah sakit. Betapa terkejutnya sang nenek ketika dokter menyampaikan bahwa anak tersebut mengalami keterbelakangan mental.

Sejak saat itu sang nenek rutin membawa anak tersebut untuk berobat. Berbagai macam cara dilakukan agar anak tersebut bisa sembuh, dari cara medis sampai ke tradisional. Tahun demi tahun dilewati anak tersebut hanya berdua dengan neneknya tanpa kehadiran orang tua. Anak tersebut hanya mengenal neneknya saja.

Anak tersebut diajari berbagai macam hal oleh neneknya termasuk berjalan dan bicara. Lambat laun anak tersebut bisa berjalan meskipun tidak seperti anak normal lainnya. Kira-kira diusia lima tahun penyakit flek paru-parunya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter tetapi tidak pada sarafnya. Sang nenek tidak pantang menyerah dan membawa anak tersebut ke pengobatan tradisional untuk sarafnya.

Diusia tujuh tahun anak tersebut di sekolahkan oleh neneknya di Sekolah Luar Biasa (SLB). Banyak perubahan yang terjadi pada anak tersebut. Sikap dan prilakunya sudah hampir seperti anak normal lainnya.

Anak tersebut sudah bisa mengenali orang-orang di sekelilingnya tetapi tidak pernah kenal dengan orang tuanya. Sampai sekarang diusianya yang ke sepuluh tahun orang tuanya tidak pernah sekalipun menjenguk bahkan membiayai pengobatan dan kehidupan selama anak tersebut bersama neneknya. Sepertinya orang tuanya telah benar-benar membuang anak tersbut dan menganggapnya tidak ada (meninggal).

Sampai saat ini sang nenek masih terus berusaha memberikan yang terbaik untuk anak tersebut agar dapat hidup normal seperti anak-anak lainnya.